Dosen Moderat Anti Corona
Dr. Agus Hermanto, MHI
Dosen UIN Raden Intan Lampung
Di tengah kegalauan setiap manusia pada saat ini, wabah corona belum juga berujung pada informasi yang menggembirakan lenyapnya dari bumi pertiwi, setiap jiwa terancam tanpa memandang bulu, baik maayarakat biasa, pejabat bahkan tenaga medis pun banyak berguguran, baik dokter dan perawat.
Sebagai dosen yang moderat, tentunya tidak kurang akal untuk mengendalikan situasi corona dengan solusi tepat guna. Ada tiga syarat seorang dosen dikatakan mampu berfikir moderat, pertama adalah dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi, dosen adalah orang yang memiliki tanggung jawab menyalurkan ilmunya dalam waktu yang terbatas yaitu 16 kali tatap muka, hal ini merupakan bagian dari tugas pokoh, salah satu dari tugas tri dharma, sebagai tugas pokok, maka dosen harus mampu bertatap muka dengan media lain jika tidak diperkenankan untuk bertatap muka di kelas, harus atau at home namun mampu mengendalikan kelas, maka seorang dosen harus memiliki pola pikir yang dinamis, kondisional dan tanpa berfikir yang fatal yaitu memaksakan perkuliahan di kelas atau justru tidak melakukan tugasnya sebagai dosen, naudzubillah. Karena selain mengajar sebagai tugas dan tanggung jawab juga merupakan ibadah kepada Allah yang akan mendapatkan nilai pahala jika diniati dengan benar.
Kedua, adanya keseimbangan antara akal dan akhlak, walaupun harus memberi tugas di rumah, seorang dosen haruslah berakhlak, yaitu mampu menjagar tepat waktu sesuai jadwal yang berlaku, walaupun akal kita tetap bisa melakukan sesuai dengan takaran akal kita masing masing, dosen harus mengajar dengan cara yang arif, artinya tidak lantas memberikan tugas di luar kapasitas yang seharusnya dilakukan, ia juga harus berakhlak dengan tidak mengajar atau membuka google room terlalu larut malam.
Ketiga adanya keseimbangan dalam menyikapi dunia modern, dalam artian dosen harus mampu menggunakan IPTEK, dengan cara mengajar secara online dari rumah, tanpa harus mengurangi rasa khawatir dari wabah corona, karena ia telah memenuhi syarat, sebagaimana anjuran pemerintahan, stay at home sebagai media dan ikhtiar untuk dapat terhindar dari wabah corona, yaitu memutus mata rantai penyaluran virus covid 19 yang dapat mengancam setiap jiwa.
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
Menghilangkan kemafsadatan lebih diutamakan daripada mengambil kemaslahatan. Menghindari tatap muka di kelas dalam musim corona lebih diutamakan daripada harus memaksakan diri demi tercapainya perkuliahan tapi terkena wabah.Wallahu A’lah.