Panggilan Suci Ibadah Haji

Share :

Kita sering mendengar kata-kata “Belum dapat panggilan” bagi orang yang mampu melaksanakan ibadah haji tapi belum juga menunaikannya. Esensinya adalah ibadah haji sejatinya sangat dianjurkan bagi ummat Islam yang mampu. Allah Swt berfirman:

وَلِلّهِ عَلىَ النَّاسِ حِجُّ اْلبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعُ اِلَيْهِ سَبِيْلاً وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيُّ عَنِ اْلعَالَمِيْنَ

Artinya:” mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Ali Imran: 97)

Ummat Islam dari seluruh dunia setiap tahun berkumpul di Makkah untuk satu tujuan, yaitu melaksanakan perintah Allah Swt. Mereka berkumpul tanpa membedakan suku, bahasa, dan warna kulit. Semua melebur dibawah satu nangungan yaitu Islam. Bersyukur merupakan kata yang paling tepat untuk mengungkapkan rasa bangga kepada Allah Swt yang telah mempersatukan ummat Islam dengan ibadah haji. Ibadah haji merupakan symbol persatuan Islam dimana kita harus menepis anggapan miring tentang Islam.

Belum pernah terdengar jumlah jamaah haji berkurang, malah semakin bertambah disetiap tahunnya bahkan daftar tunggunya semakin panjang. Ini membuktikan bahwa animo ummat Islam untuk menunaikan ibadah haji sangat tinggi sekali. Sudah barang tentu berbagai macam kendala muncul dalam teknis pelaksanaannya. Mulai dari penginapan yang jauh dari masjidil Haram sampai pada penyajian catering yang terkadang kurang memuaskan. Hal-hal semacam ini yang harus diantisipasi penyelenggara. Pelayanan serta keamanan jamaah haji menjadi prioritas yang harus diperhatikan, sehingga niat yang suci tidak terkotori oleh hal-hal yang semestinya bisa kita atasi.

Panggilan dari Allah Swt merupakan suatu yang special bagi ummat Islam dimana calon jamaah haji tidak hanya berkorban tenaga dan pikiran tetapi juga materi. Berkumpul dan melebur menjadi satu dengan tujuan yang sama ummat Islam dari seluruh penjuru dunia bersimpuh dan memanjatkan doa kepada-Nya. Ibadah haji merupakan bahasa pemersatu ummat Islam seluruh dunia sehingga tak menganggap dirinya atau kelompoknyalah yang paling benar. Sebab, banyak macam aliran dan ajaran dalam Islam yang semua merujuk kepada Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Kalaupun ada perbedaan tentang tata cara beribadah sepanjang itu tidak keluar dari esensi agama, wajar-wajar saja. Justru disinilah letak keberagaman serta keluwesan dalam berislam.

عَنْ اَبِى هُرَيْرَة َقاَلَ خَطبَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقالَ: اَيُّهَا النَّاسَ قَدْ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُم الحَجَّ فَحَجُّوْا فَقَالَ رَجُلٌ اَكِلُ عَامٍ يَا رَسُوْل َاللهِ فَسَكتَ حَتىَّ قاَلهَاثلاَثاً فَقالَ رَسوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ لَوْ قُلْتُ نَعَمْ لَوَجَبْتُ وَلمَّا اسْتَطَعْتُمْ ثُمَّ قاَلَ ذَرُوْنِى مَاتَرَكْتُمْ فإَنَّمَا هَلكَ مَنْ كاَنَ قَبْلِكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلافِهِمْ عَلىَ اَنْبِيَا ئِهِمْ فَإِذَا اَمَرْتُكمْ بِشَيْءٍ فَاءْتُوا مِنْهُ مَااسْتطعْتُمْ وَاِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَدَعُوْهُ.

Artinya: “ Wahai manusia, telah diwajibkan atas kamu berhaji maka berhajilah. Kemudian ada seorang bertanya: “apakah setiap tahun ya Rasulullah?”, Nabi Muhammad tidak menjawab sampai tiga kali, barulah setelah itu beliau menjawab: “Jka Aku katakana Ia” maka niscaya akan diwajibkan setiap tahun belum tentu kalia sanggup, maka biarkanlah apa yang sudah aku tinggalkan untuk kalian, karena sesungguhnya telah binasa orang-orang sebelum kalian akibat banyaknya pertanyaan dan perselisihan mereka terhdapat nabi mereka. Maka jika aku perintahkan kalian dengan sesuatu kerjakanlah darinya sesuai dengan kemampuan kalian dan jika aku melarang kalian akan sesuatu maka tinggalkanlah.” (HR. Muslim)

Ibadah haji selain sebagai bahasa pemersatu ummat Islam. Juga merupakan sebuah momen agama Islam bisa mengatakan kepada dunia bahwa Islam itu damai dan tidak mengajarkan kekerasan. Adanya anggapan miring dari kalangan orang-orang Barat tentang Islam yang membuat mereka Islamophobia tentunya harus kita luruskan. Juga harus ada yang memberikan pengertian dan pengarahan yang posistif tentang ajaran Islam yang benar.

Sejak maraknya aksi terror menjadi citra negative dari kalangan Barat tentang Islam. Padahal bila dipahami dengan benar, anggapan itu tidak benar sama sekali. Malah sebaliknya, Islam mengajarkan perdamaian, bukan permusuhan serta mengajarkan betapa pentingnya menghormati perbedaan. Ini merupakan momentum penting bagi ummat Islam untuk bersatu dan membangun kembali citra positif dimata dunia internasional.

Islam mengajarkan betapa pentingnya menghormati hubungan antarummat serta tidak memandang ras, suku, bahasa dan golongan. Mengangkat harkat martabat manusia pada jenjang yang lebih tinggi sehingga punya nilai yang sempurna dibandingkan mahluk Allah Swt yang lain. Hadits Rasulullah Saw berbunya:

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمْ اِنَّ اللهَ لاَيَنْطرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَاِلىَ صُوَارِكُمْ وَلَكِنَّ اللهَ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ.

Artinya: “Dari Abi Hurairata RA berkata: bersabda Rasulullah Saw sesungguhnya Allah Swt tidak melihat kepada jasadmu dan tidak pula kepada warna kulitmu tetapi Allah Swt melihat kepada hatimu.” (HR. Muslim)

Penulis perlu mengingatkan tentang peristiwa penciptaan Nabi Adam as. Ketika Nabi Adam as diciptakan, Allah Swt memerintahkan semua malaikat dan setan untuk bersujud kepada Adam as. Semua bersujud kecuali Iblis yan artinya manusia memiliki tempat yang mulia dan terpuji dibandingkan mahluk Allah Swt yang lain jika menggunakan akal pikiran dan dibimbing oleh ajaran agama.

Sifat-sifat kekerasan memang sudah menjadi bagian dari unsure manusia. Tetapi pada tataran selanjutnya banyak aspek yang mempengaruhi kehidupan manusia, salah satu agamanya.

Ajaran Islam yang peuh kasih sayang antarsesama mahluk merupakan yang terpenting. Sebab, derajat semua manusia itu sama di sisi Allah Swt kecuali yang berilmu dan bertaqwa.

Wallahu Muwafiq Ila Aqwami Thoriq

Ihdina Shirotol Mustaqim

Nirwan Hamid, M.Pd.I

Anggota MUI Kota Bandar Lampung

Anggota GANAS AN NAR MUI Kota Bandar lampung

Pengajar SD Kartika II-5 Bandar Lampung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *