Pesan Tersirat Dibalik Larutnya Kegembiraan HSN

Share :

Pesan Tersirat Dibalik Larutnya Kegembiraan HSN

Syarif H
Sekretaris PC PMII Lampung Tengah

Wajah gembira seluruh santri nusantara dalam menyambut Hari Santri Nasional (HSN) sangat menggema sampai ke pelosok negeri.

Hal yang tak boleh terlupakan dalam momentum HSN yaitu sejarah resolusi jihad yang dipelopori KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa Hubbul
Wathon Minal Iman, (cinta tanah air sebagian dari iman).

Kini, kemerdekaan sudah setengah abad lebih kita dapatkan. Esensi manakah yang sudah betul-betul merdeka di negeri ini?. Kita hanya tidak dijajah secara fisik oleh bangsa lain, budaya, ekonomi arus global, sejatinya masih menjajah negara tercinta ini.

Ada pesan yang sangat mendalam untuk santri NU yang berada di luar dan di dalam pesantren. Di balik larutnya kegembiraan HSN bukan hanya menjaga dan merawat kemerdekaan, lebih dari itu, mengisi kemerdekaan negara dengan mengangkat harkat dan martabat bangsa.

NU bukan lagi menjadi bagian, melainkan solusi untuk kemajuan ekonomi bangsa. Menjadi pelopor pelestarian budaya tinggalan leluhur bangsa. Memberikan kedamaian keadilan bagi warga Indonesia. Menjadi penawar terhadap masuknya budaya luar yang ingin mengganti budaya bangsa.

Kita berhak dan harus mampu akan hal itu. Lantaran para kyai dan santri dahulu ikut merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Santrilah penerus kyai. tanggung jawab santri akan dipertanyakan di akhirat sana.

Sebagai santri, sudahkah kita tepati amanah ilahi sebagai kholifah fil ardi. Sudahkah menjadi pemimpin untuk diri sendiri, keluarga, agama, bangsa dan negara. Lebih dari itu, santri harus menjaga bumi dan alam semesta ini dari segala bentuk penindasan penjajahan dan kebatilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *